Di Inggris, ada anggapan jika tim berada di puncak klasemen pada 25 Desember, peluang mereka memenangkan Premier League cukup tinggi. Dibawah ini akan ada penjelasan tentang berita Arsenal menarik lainnya di ARSENAL STREAMS.
Namun sejarah menunjukkan bahwa hal itu tidak selalu menjamin kesuksesan. Sejak musim 1992/93, dari 33 musim Premier League, hanya 17 tim yang memimpin klasemen saat Natal berhasil menjadi juara di akhir musim. Dalam 11 dari 15 musim terakhir, tim yang berada di puncak saat Natal berhasil meraih gelar, menunjukkan tren positif.
Namun, ada pengecualian mencolok, terutama bagi Liverpool. Dari lima kali kegagalan tim yang memimpin klasemen Natal, Liverpool tercatat tiga kali gagal memanfaatkan posisi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa memimpin pada Natal hanyalah indikator, bukan jaminan kemenangan.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
Sejarah juga menunjukkan bahwa tekanan mental dan performa paruh kedua musim bisa memengaruhi hasil akhir. Banyak tim yang unggul saat Natal justru kehilangan fokus, cedera, atau kehabisan energi pada bagian terakhir musim. Oleh karena itu, meski posisi puncak Natal menggembirakan, tim harus tetap konsisten untuk meraih gelar.
Liverpool dan Kisah Natal yang Terlupakan
Liverpool memiliki sejarah panjang dengan posisi puncak Natal namun gagal menutup musim sebagai juara. Contohnya pada musim 2008/09, mereka hanya kalah dua kali sepanjang musim, namun tetap kalah dari Manchester United. Kasus paling terkenal terjadi pada 2014, saat kemenangan seharusnya di tangan mereka, namun kesalahan Steven Gerrard dan hasil imbang di Crystal Palace membuat mereka gagal meraih gelar.
Namun keberuntungan berubah di musim 2024/25, ketika Liverpool memimpin klasemen pada Natal dan berhasil menutup musim dengan gelar. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman dan konsistensi menjadi kunci kesuksesan, bukan sekadar posisi saat Natal.
Liverpool bukan satu-satunya tim yang menghadapi nasib ini. Beberapa klub lain, termasuk Arsenal dan Newcastle, juga gagal mempertahankan posisi puncak Natal hingga akhir musim, menunjukkan bahwa tekanan dan faktor eksternal bisa sangat menentukan hasil akhir.
Baca Juga: Arsenal Kembali Hadapi Masalah Cedera Saat Mosquera Dipastikan Absen Berminggu-minggu
Kejutan dan Kebangkitan Klub Lain
Tidak semua tim yang memimpin Natal mengalami kegagalan. Leicester City pada 2015/16 dan Chelsea pada 2014/15 mampu memanfaatkan momentum Natal untuk meraih gelar. Leicester, di bawah Claudio Ranieri, memimpin klasemen saat Natal dan akhirnya memenangkan gelar dengan nyaman, meninggalkan Arsenal di posisi kedua.
Chelsea pada 2014/15 juga memanfaatkan posisi puncak Natal untuk mengamankan gelar. Di bawah Jose Mourinho, tim ini tampil konsisten di paruh kedua musim, membuktikan bahwa kombinasi kepemimpinan manajerial dan performa pemain adalah kunci meraih sukses dari posisi Natal.
Manchester City juga menunjukkan kemampuan mereka untuk membalikkan keadaan. Mereka pernah tertinggal pada Natal tetapi berhasil menutup musim sebagai juara, menekankan pentingnya konsistensi dan strategi jangka panjang.
Pelajaran dari Posisi Natal dan Tantangan Klub
Sejarah Premier League mengajarkan bahwa memimpin klasemen Natal adalah awal yang baik, tetapi bukan jaminan. Tim harus tetap fokus, konsisten, dan mengelola tekanan hingga akhir musim. Cedera, performa turun, dan tekanan mental bisa mengubah segalanya.
Bagi Liverpool, Arsenal, dan tim lain, pengalaman sebelumnya menjadi pelajaran penting. Konsistensi, manajemen tim, dan kemampuan menutup pertandingan menjadi faktor utama penentu juara.
Musim 2024/25 membuktikan bahwa memimpin Natal bisa menjadi motivasi tambahan. Liverpool, yang berhasil mempertahankan posisi puncak hingga akhir musim, menunjukkan bahwa fokus dan strategi jangka panjang bisa mengubah sejarah. Premier League tetap tak terduga, dan setiap klub harus siap menghadapi tantangan hingga hari terakhir. Simak terus pembahasan Arsenal terupdate lainnya hanya di arsenalstreams.com.